HTML,BODY{cursor: url("http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/guitarmulti.gif"), auto;}
Tak peduli seburuk apapun masa lalumu, cintai dirimu. Hari ini kamu bisa memulai yg baru. Beri yg terbaik tuk masa depanmu.

Senin, 28 Mei 2012

laporan sel epitel mulut

SEL EPITEL RONGGA MULUT


BAB I
PENDAHULUAN
   1.1 Latar belakang
                   Sel epithelium merupakan sel penutup permukaan tubuh,baik permukaan tubuh sebelah luar atau permukaan tubuh sebelah dalam.Contoh permukaan sebelah luar yang memiliki sel epithelium adalah kulit,sedangkan permukaan sebelah dalam tubuh yang mengandung epithelium adalah permukaan dalam usus,paru-paru,pembuluh darah,dan rongga tubuh.Epitelium yang berada di dinding dalam kapiler darah dan pembuluh linfa disebut endothelium.sedangkan yang melapisi rongga tibuh disebut mesotelium.
     Sel-sel epithelium terikat satu dengan yang lainnya oleh zat pengikat antar sel,sehingga hamper tidakada ruangan antars el.Dengan demikian,sel ini dapat melindungisel dibawahnya dari pengaruh lingkungan luar.Karena proses pengeluaran dan pemasukan zat dari dalam atau luar tubuh banyak melalui epithelium,maka sifat permeabelitas dari sel-sel epitel memegang peran penting dalam pertukaranzat antara lingkungan diluar tubuh dan didalam tubuh.
1.2 Rumusan Masalah
                Praktikum biologi umum mengamati sel epitel rongga mulut ini memeng memperlihatkan secara nyata melalui mikroskop tentang  bagaimana struktur sel epitel tersebut.Namun dalam pengamatan ini juga terdapat masalah-masalah yang perlu dibahas lebih rinci.Masalah-masalah tersebut diantaranya:
    Tergolong jenis sel epitel apa sel epitel rongga mulut.
    Adakah inti sel epitel rongga mulut tersebut.
    Apa yang menyebabkan sel epitel rongga mulut tergolong kedalam sel hewan.
    Mengapa ketika mengamati sel epitel rongga mulut batas-batas sel epitel tersebut tidak terlihat secara jelas.
    Apa yang menyababkan tidak dijumpaunya ruangan antar ser.
    Dengan demikian,untuk mengeliminasi masalah-masalah diatas perlu adanya pembahasan yang lebih rinci mengenai sel epitel rongga mulut..
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SEL EPITEL RONGGA MULUT
      Istilah epithelium berasal dari kata epi yang berarti upon atau di atas dan thele yang berarti nipple atau punting.
Penggunaan istilah epitel meluas untuk semua bentuk lapisan yang terdiri atas lembaran sel-sel (cellular membrane) baik yang bersifat tembus cahaya ataupun yang tidak. Dengan berkembangnya pemakaian mikroskop, maka istilah epitel tidak terbatas pada kumpulan sel yang membentuk membran yang menutupi, tetapi juga digunakan untuk kelenjar. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian embriologis yang menyimpulkan bahwa sel-sel epitel pada permukaan tumbuh ke dalam jaringan pengikat di bawahnya dan berkembang menjadi kelenjar.

Epitel dalam arti luas dikelompokan menjadi :

1. Jaringan yang sel-selnya tersusun dalam lapisan yang menutupi permukaan luar atau melapisi rongga di dalam tubuh yang dinamakan epitel permukaan, mereka dapat digolongkan sesuai jumlah lapisan sel dan morfologi sel pada lapisan permukaan.

2. Jaringan epitel yang tumbuh ke dalam jaringan pengikat menjadi epitel kelenjar, jaringan epitel kelenjar meliputi sel-sel dengan fungsi khusus menghasilkan cairan sekresi yang komposisinya berbeda dari darah atau cairan interseluler. Proses ini biasanya disertai proses makromolekul intraseluler. Persenyawaan ini biasanya ditampung di dalam sel dalam vesikel-vesikel kecil bermembran yang disebut granul sekresi.
2.2.ASAL EPITEL
               Epitel dapat berkembang dari ketiga lapis embrional. Epitel yang melapisi kulit, mulut, hidung, dan anus berasal dari ektoderm. Pelapis sistem pernapasan, saluran cerna, dan kelenjar dari saluran cerna (misalnya, pancreas dan hati) berasal dari endoderm. Epitel lainnya (misalnya, endotel pelapis pembuluh darah) berasal dari mesoderm. Pada umumnya mesoderm ini akan menjadi jaringan pengikat atau otot. Epitel yang berbentuk membran dan berasal dari mesoderm ada dua macam yaitu :

1. Endothelium
Endotel merupakan susunan sel-sel yang membatasi permukaan dalam pembuluh darah, jantung dan pembuluh limfe.
2. Mesothelium
Mesotel merupakan susunan sel-sel yang membatasi rongga tubuh yang besar yang menutupi beberapa organ tertentu seperti yang melapisi peritoneum, pleura, dan pericardium.

Fungsi umum membran epitel :
1. Proteksi
Sebagai pelindung untuk melapisi permukaan dalam dan luar tubuh.
2. Absorbsi
Epitel yang membatasi permukaan dalam usus selain berfungsi sebagai pelindung juga berperan dalam proses penyerapan hasil-hasil pencernaan makanan.
3. Lubrikasi
Sebagian besar saluran-saluran dalam tubuh permukaannya harus tetap basah, sehingga epitel yang menutupi harus mampu menghasilkan cairan tertentu, misalnya epitel yang melapisi vagina.
4. Sekretori
Dalam hal ini epitel tersebut bertindak sebagai kelenjar.
2.3 BENTUK SEL EPITEL
               Sel-sel epitel dalam keadaan hidup dapat berubah bentuknya untuk mengikuti perubahan permukaan yang ditutupinya. Kalau permukaannya mengkerut, bentuk sel-sel epitelnya menjadi lebih tinggi dan sebaliknya kalau permukaannya meluas, bentuk sel-sel akan lebih rendah.

Pada umumnya dibedakan adanya 3 macam bentuk sel epitel yaitu :

1. Sel gepeng
Bentuknya seperti sisik ikan maka disebut squamous cell. Pada potongan tegak lurus permukaan epitel tampak bentuk sel yang memanjang dengan bagian tengahnya yang berisi inti lebih menebal. Apabila dilihat dari permukaan epitel, sel-selnya tampak berbentuk poligonal.

2. Sel kuboid
Sel kuboid mempunyai ukuran tebal dan panjang yang sama sehingga tampak sebagai bujur sangkar. Dari permukaan epitel, bentuk selnya tampak poligonal.

3. Sel silindris
Sel silindris mempunyai ukuran tinggi yang melebihi ukuran lebarnya. Dari permukaan epitel, bentuk selnya poligonal. Biasanya inti yang berbentuk oval agak ke basal.
Berdasarkan susunan sel-sel yang membentuk epitel, dibedakan menjadi :

1. Epitel gepeng selapis (Epithelium squamous simplex, simple squamous epithelium).

Seluruh sel yang menyusun epitel ini berbentuk gepeng dan tersusun dalam satu lapisan. Batas-batas sel baru jelas apabila sediaan diwarnai dengan AgNO3. Epitel jenis ini terdapat, misalnya pada : permukaan dalam membrane tympani, lamina parietalis capsula bowmani, Rete testis, Pars descendens ansa henlei pada ginjal, mesotil yang membatasi rongga serosa, endotel yang membatasi permukaan sistem peredaran, duktus alveolaris dan alveoli paru-paru.

2. Epitel kuboid selapis (Epithelium cuboideum simplex, simple cuboidal epithelium).

Susunan epitel ini terdiri atas selapis sel yang berbentuk kuboid dengan inti yang bulat ditengah, epitel ini dapat dijumpai pada pleksus coroideus, diventriculus otak, folikel glandula thyreoidia, epithelium germanitivum, pada permukaan ovarium, epithelium pigmentosum retinae dan duktus ekskretorius beberapa kelenjar.


3. Epitel silindris selapis (Epithelium cilindricum simplex, simple columnar epithelium).

Epitel jenis ini terdiri atas selapis sel-sel yang berbentuk silindris sehingga inti yang berbentuk oval tampak terletak pada satu deretan. Epitel ini dapat ditemukan pada permukaan selaput lendir tractus digestivus dari lambung sampai anus, vesica fellea, dan ductus excretorius beberapa kelenjar. Pada beberapa tempat tempat kadang-kadang pada permukaan selnya mengalami modifikasi yaitu dengan adanya silia, misalnya dapat dijumpai pada permukaan uterus dan bronchiolus.
Epitel pada permukaan usus selain berfungsi sebagai pelindung juga berfungsi sekresi karena diantaranya terdapat sel-sel yang mampu menghasilkan lendir. Pada beberapa tempat terdapat epitel yang hampir seluruhnya terdiri atas sel kelenjar yang berbentuk sebagai piala, sehingga dinamakan sebagai Sel Piala.

4. Epitel gepeng berlapis (Epithelium squmosum complex, stratified squamos epithelium).

Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis. Bentuk gepeng pada sel epitel ini hanyalah sel-sel yang terletak pada lapisan permukaan, sedangkan sel-sel yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak paling basal berbentuk kuboid atau silindris melekat pada membrana basalis. Di atas sel-sel silindris ini terdapat lapisan sel yang berbentuk polihedral yang makin mendekati permukaan makin memipih.
Epitel ini cocok untuk fungsi proteksi, tetapi kurang cocok untuk fungsi sekresi. Jika pada permukaan epitel gepeng berlapis terdapat cairan, maka cairan tersebut bukan berasal dari epitel melainkan berasal dari kelenjar yang terdapat di bawah epitel.

Epitel jenis ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :

v Epitel gepeng berlapis tanpa keratin
Epitel jenis ini terdapat pada permukaan basah, misalnya pada cavum oris, oesophagus, cornea, conjunctiva, vagina, dan urethra feminine.

v Epitel gepeng berlapis berkeratin
Struktur jenis ini mirip dengan epitel gepeng berlapis tanpa keratin, tetapi terdapat perubahan pada sel-sel permukaannya yang menjadi suatu lapisan yang mati dan tidak jelas lagi batas-batas selnya. Lapisan permukaan tersebut dinamakan lapisan keratin. Jenis epitel ini dapat ditemukan pada epidermis kulit.

Lapisan-lapisan sel pada epidermis kulit adalah sebagai berikut :

a. Stratum basale
Merupakan selapis sel berbentuk silindris pendek yang terletak pada lapisan paling bawah. Dalam sitoplasmanya terdapat butir-butir pigmen melanin.

b. Stratum spinosum
Lapisan ini terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk polihedral. Pada pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya terlihat seakan-akan sel-selnya berduri (spina) yang sebenarnya disebabkan adanya bangunan yang disebut desmosome. Adanya desmosome menyebabkan eratnya hubungan antar sel.

c. Stratum granulosum
Lapisan ini terdiri dari 2-4 lapis sel yang berbentuk belah ketupat dengan sumbu panjangnya sejajar permukaan. Di dalam selnya terdapat butir-butir keratohialin, oleh karena mulai lapisan ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis.

d. Stratum lucidum
Lapisan ini terkadang tidak jelas karena tampak sebagai garis jernih yang homogen. Sebenarnya lapisan ini terdiri atas sel-sel tidak berinti yang telah mati dan mengandung zat eleidin dalam sitoplasmanya.

e. Stratum corneum
Merupakan lapisan teratas dari epidermis. Pada lapisan ini zat eleidin telah berubah menjadi keratin. Bagian terluar dari lapisan ini, terdapat bagian-bagian epidermis yang dilepaskan sehingga merupakan lapisan tersendiri yang disebut dengan Stratum disjunctum.

5. Epitel silindris berlapis (Epithelium cilindricum complex, stratified columnar epithelium).

Epitel ini terdiri atas beberapa lapisan sel dengan lapisan yang teratas berbentuk silindris dan bagian basal selnya tidak mencapai membran basalis. Lapisan sel-sel di bawah sel silindris berbentuk lebih pendek bahkan bagian yang terbawah berbentuk kuboid. Jenis epitel ini dapat ditemukan pada peralihan oropharing ke laring, fornix conjunctivae, urethra pars cavernosa dan ductus excretorius beberapa kelenjar. Pada beberapa tempat tertentu permukaan sel dari lapisan teratas dilengkapi dengan silia, seperti pada facies nasalis palatum molle, laring dan oesophagus dari fetus.

6. Epitel cuboid berlapis (Epithelium cuboideum complex ).

Merupakan epitel berlapis yang terdiri atas sel-sel permukaan yang berbentuk kuboid. Jenis epitel ini tidak terlalu banyak di dalam tubuh yaitu pada ductus excretorius glandula parotis dan dinding anthrum folliculi ovarii.

7. Epitel silindris bertingkat (Epithelium cilindricum pseudocomplex, epitel silindris berlapis semu).

Pada jenis epitel ini, semua sel-sel yang menyusunnya mencapai membrane basalis. Tinggi sel-sel penyusunnya tidak sama sehingga letak inti-inti selnya nampak bertingkat atau berlapis. Sel-sel yang berukuran pendek memiliki inti yang pendek dan berfungsi sebagai penyokong.
Epitel jenis ini mempunyai modifikasi dengan adanya silia pada permukaan sel yang berukuran tinggi, sehingga epitel ini disebut sebagai epitel silindris bertingkat bersilia. Epitel ini dapat ditemukan pada trachea, bronchus yang besar, dan ductus deferens. Pada trachea sel-sel yang mencapai permukaan terdapat dua jenis yaitu sel bersilia dan sel piala (Goblet cell) sebagai sel kelenjar.


8. Epitel transisional (Transisional epithelium ).

Epitel ini merupakan bentuk peralihan tergantung dari keadaan ruangan organ yang dibatasi. Epitel jenis ini cocok untuk melapisi permukaan suatu organ berongga yang selalu mengalami perubahan volume seperti kandung kemih dan juga saluran kemih mulai dari calyces renales sampai sebagian dari urethra.
      Sel-sel paling basal dari epitel tersebut berbentuk kuboid atau silindris. Sel-sel yang terdapat diatas lapisan basal terdiri atas sel-sel yang berbentuk polihedral yang kemudian dilanjutkan dengan sel-sel yang berbentuk sebagai buah labu atau bola lampu dengan bagian bulat menuju ke arah permukaan. Sel-sel ini bentuknya menyesuaikan dengan bentuk sel permukaan yang dapat berubah. Pada lapisan teratas, bentuk selnya cembung dan berukuran besar mirip payung tanpa tangkai sehingga dinamakan Sel Payung. Bagian bawah dari sel payung bentuknya cekung sesuai dengan permukaan bulat dari sel berbentuk labu. Permukaan sel payung dilengkapi dengan crusta yang dapat berfungsi untuk melindungi terhadap cairan kemih yang berada dalam rongga.
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan bahan
3.1.1 Alat
v  Mikroskop
v  Kaca obyek
v  Kaca penutup
v  Pipet tetes
v  Pinset
v  Jarum
v  Kertas isap
v  Tusuk gigi tumpul
v  Gelas piala
3.1.2 Bahan
v  Epitel rongga mulut
v  Air(Aquades)
3.2 Cara kerja
1.      Torehkan atau keruklah secara perlahan bagian dalam pipimu dari dalam rongga mulut menggunakan ujung tumpul tusuk gigi hingga diperoleh lapisan lendirnya.
2.      Teteskan sedikit air dengan pipet tetes diatas kaca obyek,lalu sebarkan lender pada ujung tusuk gigi itu dan aduk dengan tetesan air tadi agar sel-sel tidak mengelompok.
3.      Tutup dangan kaca penutup(cover glass) agar tidak terbentuk gelembung udara dibawah cover glass.
4.      Isap air yang berlebihan dengan kertas isap melalui tepi cover glass.
5.      Teteskan metylen blue dengan hati-hati pada pinggir cover glass dan tempelkan kertas isap pada pinggir cover glass yang berlawanan agar metylen blu cepat merata.
6.      Letakkan preparat tersebut diatas meja preparat mikroskop,amati secara bertahap dengan pembesaran lemah (10 x 10),kemudian ganti dengan pembesaran kuat (12,5 x 10 )
7.      Bagian sel apakah yang tampak ? Gambarlah hasil pengamatanmu pada lembar kerja dan lengkapi dengan keterangan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil pengamatan
4.2 Pembahasan
     Dalam teori dikatakan bahwa epitel pada rongga mulut adalah epitel pipih berlapis banyak.Dalam pengamatan sel epitel rongga mulut ini banyak sekali hal-hal yang secara langsung dapat diketahui.
     Sel epitel rongga mulut terlihat mempunyai intisama seperti sel bawang merah dan sel gabus yang telah diamati sebelumnya.
     Salam pengamatan ini,didalam sel epitel rongga mulut tidak ditemukan vakuola,dinding sel dan plastida.hal itu yang menggolongkan sel epitel rongga mulut sebagai sel hewan.
     Perbedaan yang dijumpai sangat terlihat sekali.Selain tidak dijumpai vakuola,plastida dan dinding sel,dalam pengamatan ini batasan-batasan antara sel yang satu dengan sel yang lain juga kurang jelas atau nyata,hal ini disebabkan karena sel epitel tidak memiliki dinding sel yang berfungsi memberi bentuk yang tetap.
    Dalam pengamatan sel epitel rongga mulut hamper tidak dijumpainya ruangan antar sel.Hal ini terjadi karena sel-sel epitel terikat antara satu dengan yang lainnya.
BAB V
KESIMPULAN
    Dari pengamatan sel epitel rongga mulut  yang telah dilaksanakan,dapat diambil kesimpulan:
  1. Sel epitel rongga mulut tergolong sel hewan karena tidak dijumpainya dinding sel,vakuola,dan plastida.
  2. Tidak jelasnya batasan-batasan antar selkarena sel epitel rongga mulut tidak memiliki dinding sel.
  3. Hampir tidak dijumpainya ruangan antar sel.Karena sel epitel terikat satu dengan yang lainnya.
     
DAFTAR PUSTAKA
  1. Syamsuri,Istamar,Drs,M.pd.dkk.2004.Biolodi untuk SMA kelas x”.Jakarta:Erlangga.
  2. http//:wikipedia ensiklopedi bebas.com
  3. Tim dosen biologi umum.2009.Petunjuk praktikum biologi umum.
  4. Tim ganesa operation.2004.”Instan biologi SMA.”Jakarta:Erlangga.

Rabu, 23 Mei 2012

PRE MENSTRUASI SINDROM

Sindroma Premenstruasi (PMS)
 
DEFINISI
Sindroma Premenstruasi /PMS=Pre Menstruasi Syndrome (Kelainan Disforik Premenstruasi) merupakan suatu keadaan dimana sejumlah gejala terjadi secara rutin dan berhubungan dengan siklus menstruasi; gejala biasanya timbul 7-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang ketika menstruasi dimulai.

PENYEBAB
Sindroma premenstruasi mungkin berhubungan dengan naik-turunnya kadar estrogen dan progesteron yang terjadi selama siklus menstruasi.
Estrogen menyebabkan penahanan cairan, yang kemungkinan menyebabkan bertambahnya berat badan, pembengkakan jaringan, nyeri payudara dan perut kembung.

Penyebab yang pasti dari sindroma premenstruasi tidak diketahui; tetapi mungkin berhubungan dengan faktor-faktor sosial, budaya, biologi dan psikis.
Sindroma premenstruasi terjadi pada sekitar 70-90% wanita pada usia subur.
Lebih sering ditemukan pada wanita berusia 20-40 tahun.

GEJALA
Jenis dan beratnya gejala bervariasi pada setiap wanita dan bervariasi pada setiap bulan.
Wanita yang menderita epilepsi mungkin akan lebih sering mengalami kejang. Wanita yang menderita penyakit jaringan ikat (misalnya lupus atau artritis rematoid) bisa mengalami kekambuhan.

Gejala-gejala yang mungkin ditemukan adalah:
  1. Perubahan fisik
    - Sakit punggung
    - Perut kembung
    - Payudara terasa penuh dan nyeri
    - Perubahan nafsu makan
    - Sembelit
    - Pusing
    - Pingsan
    - Sakit kepala
    - Daerah panggul terasa berat atau tertekan
    - Hot flashes (kulit wajah, leher, dada tampak merah dan teraba hangat)
    - Susah tidur
    - Tidak bertenaga
    - Mual dan muntah
    - Kelelahan yang luar biasa
    - Kelainan kulit (misalnya jerawat dan neurodermatitis)
    - Pembengkakan jaringan atau nyeri persendian
    - Penambahan berat badan
  2. Perubahan suasana hati
    - Mudah marah
    - Cemas
    - Depresi
    - Mudah tersinggung
    - Gelisah
    - Sebentar sedih, sebentar gembira
  3. Perubahan mental
    - Kalut
    - Sulit berkonsentrasi
    - Pelupa.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya yang timbul beberapa hari menjelang menstruasi.

PENGOBATAN
Pil KB kombinasi yang mengandung estrogen dan progesteron bisa membantu mengurangi naik-turunnya kadar estrogen dan progesteron.

Untuk mengurangi penahanan cairan dan perut kembung, sebaiknya penderita mengurangi asupan garam dan mengkonsumsi diuretik ringan (misalnya spironolactone).
Penderita juga bisa mengurangi asupan gula, cafein dan alkohol; menambah asupan karbohidrat dan lebih sering makan.

Untuk mengurangi sakit kepala, nyeri karena kram rahim dan nyeri persendian, bisa diberikan obat anti peradangan non-steroid.

Rasa cemas dan gelisah bisa dibantu dengan menjalani latihan relaksasi dan meditasi.
Fluoxetine bisa mengurangi depresi dan gejala lainnya.

Biasanya diberikan vitamin B6, kalsium dan magnesium.

Selasa, 22 Mei 2012

MEMILIH KONTRASEPSI


Anda baru menikah dan ingin menunda mempunyai anak. Mengikuti program Keluarga Berencana adalah pilihannya. Di dalam program ini disediakan beragam pilihan kontrasepsi sesuai kebutuhan dan kondisi kesehatan akseptor.
Ada kontrasepsi hormonal semisal pil KB, suntik KB, dan susuk KB (implant). Atau kontrasepsi non hormonal seperti IUD dan kondom. Ada pula kontrasepsi jangka panjang atau dikenal dalam program KB sebagai Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP),yakni vasektomi dan tubektomi.
Mana yang akan anda pilih, tanyakan kepada dokter anda. Jika anda enggan memakai kontrasepsi, tidak dianjurkan menggunakan system kalender. Mengapa? Sebab, siklus haid yang belum teratur tidak menjamin system itu berjalan aman. Bisa-bisa gagal, dan keinginan anda untuk menunda memiliki anak, buyar.
Mari kita menengok sejenak profil masing-masing kontrasepsi itu. Pil KB dosis rendah adalah kontrasepsi yang aman untuk ibu menyusui karena mengandung hormon progesterone. Bila anda menginginkan kehamilan, penggunaan pil KB dapat dihentikan seketika.
Cuma, wanita pengguna pil KB harus taat waktu, yakni tidak boleh lupa meminum pil, setiap hari. Bila alpa, risikonya hamil. Karena itu, kontrasepsi ini kayaknya rada kurang diminati wanita aktif.
Maka, alternatif lain adalah menggunakan suntik KB. Sama-sama hormonal. Hanya saja suntik KB memiliki ‘masa suntik’ bervariasi. Ada per satu bulan. Ada pula per tiga bulan. Untuk KB suntik per satu bulan, wanita menyusui harus waspada: Jangan menggunakan!. Pasalnya, menurut dr Dwiana Ocviyanti SpOG (K), suntik KB satu bulan mengandung unsur estrogen.
Ada pula kontrasepsi hormonal yang aman untuk ibu menyusui karena mengandung progesteron, yakni susuk KB atau implant. Ini adalah kontrasepsi jangka panjang. Karena sekali ‘ditanam’ di bawah jaringan kulit, kontrasepsi ini akan berfungsi selama tiga tahun (satu batang), lima tahun (enam batang), dan tiga tahun (dua batang).
Kontrasepsi hormonal (progesteron) terkadang menimbulkan gangguan menstruasi. Meski penggunanya haid, darah yang keluar sedikit dan tidak teratur. Namun, dr Dwiana mengatakan, hal itu tidak berbahaya bagi kesehatan.
Bagi kaum wanita yang tidak ingin dibuat repot dan bertanya-tanya tentang efek samping kontrasepsi hormonal, kontrasepsi non hormonal bisa menjadi pilihan berikut. Dalam kelompok ini ada IUD. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah sebutan lain IUD. Bentuk umum kontrasepsi ini adalah T.
Yang perlu diketahui, IUD dapat ‘ditanam’ di dalam rahim seorang ibu setelah enam minggu melahirkan. Bila belum menstruasi. Tak soal. IUD tetap dapat dipasang.
Kurang puas dengan IUD, ada pilihan lain, yaitu vasektomi (pria) dan tubekomi (wanita). Kontrasepsi ini digunakan oleh mereka yang benar-benar tidak menginginkan anak lagi, dengan batasan usia tertentu (di atas 40 tahun) atau sesuai anjuran dokter.
Secara awam, kontrasepsi ini dikenal sebagi pengikatan saluran sperma dan indung telur. Dengan memakai teknologi terkini, proses jalannya operasi (operasi kecil) vasektomi/ tubektomi hanya memakan waktu tak lebih dari 10 menit. Pasien bisa langsung pulang.
Meski ada system rekanalisasi (dibukanya ikatan pada saluran sperma atau indung telur), dunia medis belum begitu yakin kesuburan akan dapat pulih kembali. Karena itu, mereka yang menjatuhkan pilihan untuk menggunakan cara KB ini akan menjalani proses konsulatsi ketat.
Kontrasepsi yang beredar dan mudah didapat adalah kondom. Walaupun program KB belum sepenuh hati mengakui kondom sebagai bagian dari program, jenis kontrasepsi ini belakangan semakin dikenal oleh masyarakat luas, sebagai alat penangkal HIV/AIDS.
Selain disuluhkan sebagai cara menjarangkan kehamilan, kondom juga disosialisasikan sebagai alat mencegah penularan penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS. Sayangnya, tujuan mulia Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menempatkan beberapa ‘Vending Machine Kondom” (semacam ATM Kondom) di beberapa tempat khusus, ditentang habis sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh agama. Karena dinilai melegalisasi seks bebas.
Sesungguhnya, selain manfaat di atas, keberadaan ATM Kondom ini sangat membantu mendongkrak peningkatan ‘sadar ber-KB’ bagi kaum pria. Maklum, pilihan kontrasepsi KB pria sangat terbatas. Hanya ada kondom dan vasektomi. Atau sanggama terputus (coitus interuptus) yang bukan menjadi bagian dari program KB. Selebihnya, tidak.
Tahun depan, pemerintah menargetkan pencapaian peserta KB pria 4,5 persen dari total jumlah akseptor di tahun 2007. Sebelumnya hanya ditargetkan 2 persen. Pertumbuhan kesertaan pria dalam KB memang berjalan alot. Celakanya, kondisi ini diikuti pula oleh semakin’dijauhinya’ program KB oleh masyarakat, belakangan ini.
Maka, adalah saatnya kini BKKBN kembali mendengung-dengungkan beragam manfaat ber-KB ke tengah khalayak luas. Mendengung-dengungkan kembali beragam keuntungan alat/obat kontrasepsi kepada sasaran pengguna. Ya, sebelum laju pertumbuhan penduduk menjadi sulit dikendalikan

Kamis, 17 Mei 2012

LAP. PEMERIKSAAN GOL.DARAH


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Setiap manusia memiliki darah, namun tidak semua manusia memilki golongan darah yang sama. Untuk itu kami membuat sebuah laporan biologi untuk mengetahui golongan darah manusia lebih dalam. Dengan dibuatnya laporan biologi ini kami harap dapat membantu saudara-saudara atau teman-teman yang ingin mengetahui mengenai golongan darah adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan. Dengan mengetahui golongan darah kita masing-masing, kita dapat menyambung darah kita kepada oran gyang membutuhkan.
B.  Tujuan Penulisan
1.     Tujuan umum:
Untuk memperoleh data hasil pemeriksaan golongan darah dari klien serta kemampuan penyusunan dan penyajian laporan sesuai dengan pengalaman nyata dilapangan serta melaksanakan pendokumentasian hasil pemeriksaan klien.
2.     Tujuan khusus
Setelah melakukan kegiatan ini, mahasiswa mampu melkaukan pemeriksaan golongan darah
C. Metode penulisan
1.     Metode pengumpulan data
Pengumpulan data dengan cara observasi hasil pemeriksaan langsung pada klien.
2.     Metode kepustakaan dan internet
Pengumpulan data tentang prosedur pemeriksan golongan darah diambil dari situs website di internet.

D. Manfaat

Dengan mempelajari cara pemeriksaan golongan darah mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan golongan darah dengan cara yang benar






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif
B.    Prinsip dasar penggolongan darah

a.    Factor yang menentukan golongan darah manusia berupa antigen yang terdapat pada permukaan luar sel darah merah disebut aglutinogen.
b.    Zat anti terhadap antigen tersebut disebut zat anti atau antibodi yang bila bereaksi akan menghancurkan antigen yang bersangkutan disebut Aglutinin, dalam plasma, suatu antibodi alamiah yang secara otomatis terdapat padatubuh manusia.

C.   Golongan darah manusia ditentukan bedasarkan jenis antigen dan antibody yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut :

a.    Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigenA di permukaan membrane selnya dan menghasilkan antibody terhadapantigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darahA-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

b.    Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan Seldarah merahnya dan menghasilkan antibody terhadap antigen A dalam serumdarahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapatmenerima darah dari orang dengan golongan darh B-negatif atau O-negatif.c.Individu dengan golongan darah Ab memiliki sel darh merah dengan antigenA dan B serta tidak menghasilkan antibody terhadap antigen A maupun B.Sehingga, orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipienuniversal. Namun, orang dengan golongan darah Ab-positf tidak dapatmendonorkan darah kecuali pada sesama Ab-positif.

c.    Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibody terhadap antigen A dan B. sehingga orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun orang dengan golongan O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai didunia, meskipun dibeberapa Negara seperti Swedia dan Norwegiagolongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen A dan B golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai didunia.


D.   Kelainan /Gangguan Pada Sistem Peredaran Darah

a.    Anemia
Anemia sering disebut penyakit kurang darah. Anemia sebenarnya adalah kekurangan hemoglobin di dalam darah. Penyebabnya bermaam-macam seperti kurangnya kandungan hemoglobin dalam eritrosit, kurangnya jumlah eritrosit dalam darah, dan kurangnya volume darah dari volume normal, kekurangan ion K atau kekurangan vit B12 yang membantu pembentukan sel darah merah.

b.    Leukimia
Leukimia disebut juga sebagai kanker darah. Penyakit ini disebabkan oleh produksi sel-sel darah putih secara berlebih sehingga jumlahnya di dalam darah melebihi normal. Sel darah putih yang berlebihan tidak hanya memakan bakteri tetapi jua memakan sel darah merah sehingga tubuh akan mengalami anemia berat.

c.    Hipertensi
Tekanan darah normal pada orang dewasa adalah 120/80mmHg. Jika tekanan darahnya jauh di atas tekanan darah normal, orang akan mengalami hipertensi. Tanda-tandanya sakit kepala dan susah tidur. Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan pecahnya kapiler. Jika pembuluh darah yang pecah adalah pembuluh darah di otak maka akan terjadi stroke.

d.    Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit darah sulit membeku. Luka yang sedikit saja dapat menyebabkan darah mengucur sehingga penderita dapat mengalami kekurangan darah, bahkan menyebabkan kematian.

e.    AIDS
AIDS merupakan penyakit yang menyebabkan seorang tidak memiliki system imun. AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. HIV mampu menyerang limposit sehingga seseorang yang terserang oleh virus tersebut tidak memiliki kemampuan menghasilkan antibody. Akibatnya,  orang tersebut rentan terhadap penyakit lain.

f.     Thalassemia
Penyakit yang ditandai dengan bentuk sel darah merah yang tidakberaturan. Akibatnya daya ikat terhadap oksigen dan karbon dioksida kurang.
















BAB III
TINJAUAN KASUS PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH
A.    Pengumpulan data dasar
Hari / tanggal        : Kamis / 22-Desember-2011
Waktu                   : 10.00 wita
Tempat                 : Lab. Puskesmas Ampenan
a.    Data subjektif
nama               : saudari “S”
umur                : 25 tahun
suku                : Sasak
agama             : islam
alamat             : kampong bugis
pendidikan       : SMA
pekerjaan        : swasta
status               : belum menikah

b.    Data objektif
1.    pemeriksaan umum         
kesadaran             : baik
emosional              : stabil
keadaan fisik         : normal
berat badan           : 60 kg
tinggi badan           : 160

2.    pemeriksaan tanda-tanda vital
tekanan darah       : 100/70
suhu                      : 37 c
nadi                       : 80x/menit
respirasi                 : 20x/menit

B.    Alat
1.    slide
2.    Blood lanset (alat penusuk)
3.    Kapas
4.    Pengaduk

C.   Bahan
1.    Satu set antiserum (A, B dan AB)
2.     Alkohol 70%
3.    Sabun untuk mencuci tangan
4.    tissu

D.   Prosedur Kerja
a.   Pemeriksa mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan mengeringkan dengan tissu
b.   membersihkan ujung jari tengahnya dengan kapas yang dibasahi dengan alkohol 70%.
c.   kemudian menusuk jarum tersebut ke ujung jari tengahnya. memijat ujung jari agar darah mudah keluar, kemudian meneteskan darah yang keluar pada slide yaitu pada (A) dan pada (B) dan (AB)
d.   Apabila darah sudah diteteskan, membersihkan ujung jari dengan alkohol 70% lagi, agar tidak terkena infeksi.
e.   Memberi setetes serum anti A pada darah di ujung A dan serum anti B pada darah di ujung B dan serum anti AB pada daerah AB
f.    Mengaduk tetesan darah yang telah ditetesi serum dengan adukan.
g.   Mengamati hasilnya, apakah terjadi penggumpalan darah atau tidak.
Menentukan golongan darah berdasarkan keterangan berikut, apabila:
1. Darah di A menggumpal, dan di AB menggumpal, sedangkan di B tidak, maka termasuk golongan darah A.
2. Darah di A tidak menggumpal dan di AB menggumpal dan di B menggumpal, maka termasuk golongan darah B.
 3. Darah di A dan di B menggumpal, dan di AB menggumpal maka termasuk golongan darah AB.
 4. Darah di A,B dan AB tidak menggumpal, maka termasuk golongan darah O (nol).
     h.   mencatat hasilnya.
     i. Pemeriksa mencuci tangan kembali































BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Pengamatan
Adanya darah yang menggumpal pada daerah A yang ditetesi antiserum A dan daerah AB yang ditetesi antiserum AB dan pada daerah B yang ditetesi antiserum B tidak terjadi penggumpalan.
B. Pembahasan
Golongan darah manusia dibagi menjadi beberapa macam. Hal ini dapat dilihat dari aglutinogen (antigen) dan aglutinin (antibodi) yang terkandung dalam darah seseorang. Namun dalam percobaan kali ini kita akan mencoba untuk mengetahui golongan darah dengan menggunakan anti A dan anti B. darah yang diambil ditetesekan pada kedua ujung preparat kemudian ditetesi dengan anti A dan anti B. dengan itu kita dapat menentukan golongan darah dengan ketentuan apabila:
1. Darah di A menggumpal, dan di AB menggumpal, sedangkan di B tidak, maka termasuk golongan darah A.
2. Darah di A tidak menggumpal dan di AB menggumpal dan di B menggumpal, maka termasuk golongan darah B.
 3. Darah di A dan di B menggumpal, dan di AB menggumpal maka termasuk golongan darah AB.
 4. Darah di A,B dan AB tidak menggumpal, maka termasuk golongan darah O
Jadi dengan data di atas maka kita dapat mengetahui golongan darah dari saudari “S”. Pada saudari “S” darah menggumpal saat ditetesi anti A pada daerah A dan menggumpal pada daerah AB saat ditetesi anti AB  itu berarti  saudari “S” memiliki golongan darah A.



















BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1.     Golongan darah digolongkan menjadi 4 (empat) macam yaitu A, B, AB. dan O.
2.      Golongan darah dapat diketahui dengan tes golongan darah menggunakan serum anti darah A, anti darah B dan serum anti darah AB
·         jika darah ditetesi anti A dan anti AB menggumpal maka darah tersebut memiliki golongan A.
·         jika darah ditetesi anti B dan anti AB menggumpal maka darah tersebut memiliki golongan B.
·         jika darah ditetesi anti A, B dan AB tidak menggumpal maka darah tersebut memiliki golongan O
·         jika darah ditetesi anti A,B dan AB menggumpal maka darah tersebut memiliki Golongan AB.
B. Saran
1.      Mahasiswa lebih berhati-hati dalam pengambilan darah agar tidak terjadi kecelakaan / luka.
2.      Saat penetesan anti serum, ujung pipet tidak boleh ditempelkan ke sampel darah.
3.      Sebelum dan sesudah pengambilan darah, terlebih dahulu dibersihkan dengan alkohol 70% agar tidak terkena infeksi.