HTML,BODY{cursor: url("http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/guitarmulti.gif"), auto;}
Tak peduli seburuk apapun masa lalumu, cintai dirimu. Hari ini kamu bisa memulai yg baru. Beri yg terbaik tuk masa depanmu.

Kamis, 14 Maret 2013

ANASTESI UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Istilah anestesia dikemukakan pertama kali oleh O.W. Holmes berasal dari bahasa Yunani anaisthēsia (dari an‘tanpa’ + aisthēsis ‘sensasi’) yang berarti tidak ada rasa sakit. Anestesi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: (1) anesthesia lokal, yakni hilangnya rasa sakit tanpa disertai kehilangan kesadaran; (2) anesthesia umum adalah tindakan menghilangkan rasa nyeri/sakit secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali (reversible). Komponen trias anestesi ideal terdiri dari hipnotik, analgesik, dan relaksasi otot. Sejak jaman dahulu, anestesia dilakukan untuk mempermudah tindakan operasi atau bedah.Obat anestesi umum adalah obat atau agen yang dapat menyebabkan terjadinya efek anestesia umum yang ditandai dengan penurunan kesadaran secara bertahap karena adanya depresi susunan saraf pusat. Menurut rute pemberiannya, anestesi umum dibedakan menjadi anestesi inhalasi dan intravena. Keduanya berbeda dalam hal farmakodinamik. Pada praktikum ini, kami melihat pengaruh pemberian obat preanestesi golongan xylazin terhadap perubahan kondisi fisiologis hewan coba (kucing) yang diamati dengan beberapa parameter penting. 2. TUJUAN a. Mahasiswa mampu melakukan anestesi umum dengan menggunakan ether pada kelinci percobaan b. Mahasiswa mampu mengamati stadium anestesi yang terjadi melalui parameter-parameter antara lain: rentan waktu timbulnya efek sesaat setelah diberikan obat anastesi c. Untuk mengetahui efek dari pilocarpine da atropine pada pupil marmut 3. RUMUSAN MASALAH a. Bagaimana cara melakukan anastesi umum pada kelinci menggunakan ether? b. Bagaimana tahapan penurunan kesadaran dan onset of action ether pada kelinci? c. Bagaimana efek dari pilocarpine dan atropine pada pupil marmut? BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANASTESI Dalam melakukan anestesi harus diperhatikan beberapa faktor antara lain: kondisi hewan, lokasi pembedahan, lama pembedahan, ukuran tubuh/jenis hewan, kepekaan hewan terhadap obat anestetik dan penyakit-penyakit yang diderita hewan. Sebelum anestesi sangat perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan hewan, karena kadang-kadang anestesi umum mempunyai resiko yang jauh lebih besar dibandingkan pembedahan yang dijalankan. Ada beberapa tipe anestesi antara lain sebagai berikut: - Pembiusan total adalah hilangnya kesadaran total - Pembiusan lokal adalah hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian kecil daerah tubuh). - Pembiusan regional adalah hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya B. MEKANISME KERJA ANASTESI Anestetikum akan bekerja mempengaruhi dua jenis reseptor yaitu : 1. Reseptor γ amino butiric acid (GABA) terutama reseptor GABAA. Gamma-amino butiric acid merupakan neurotransmiter inhibitori utama di otak, disintesis dari glutamat dengan bantuan enzim glutamic acid decarboxylase (GAD), didegradasi oleh GABA-transaminase. Sekali dilepaskan, GABA berdifusi menyeberangi celah sinap untuk berinteraksi dengan reseptornya sehingga menimbulkan aksi penghambatan fungsi SSP. Neurotransmiter GABA lepas dari ujung syaraf gabanergik, berikatan dengan reseptornya, membuka saluran ion Cl, ion Cl masuk ke dalam sel, terjadi hiperpolarisasi sel syaraf , terjadi efek penghambatan transmisi syaraf , dan depresi SSP. Reseptor GABA sebagi tempat terikatnya GABA terdiri dari dua jenis, yaitu iono tropik (GABA yang merupakan reseptor inhibitori, dan 2. Reseptor Glutamat yang merupakan reseptor eksitatori kususnya pada sub tipe N-methyl D-aspartat (NMDA) Gamma-amino butiric acid merupakan neurotransmiter inhibitori utama di otak, disintesis dari glutamat dengan bantuan enzim glutamic acid decarboxylase (GAD), didegradasi oleh GABA-transaminase. Sekali dilepaskan, GABA berdifusi menyeberangi celah sinap untuk berinteraksi dengan reseptornya sehingga menimbulkan aksi penghambatan fungsi SSP. Neurotransmiter GABA lepas dari ujung syaraf gabanergik, berikatan dengan reseptornya, membuka saluran ion Cl, ion Cl masuk ke dalam sel, terjadi hiperpolarisasi sel syaraf , terjadi efek penghambatan transmisi syaraf , dan depresi SSP. Reseptor GABA sebagi tempat terikatnya GABA terdiri dari dua jenis, yaitu ionotropik (GABA A) dan metabotropik (GABAB). Reseptor GABAA terletak di postsinaptik dan cukup penting karena merupakan tempat aksi obat-obat benzodiazepin dan golongan barbiturat. Reseptor GABAA terdiri dari lima subtipe (pentamer) 2α, 2ß, dan 1γ, masing masing subtipe mempunyai N-terminal binding site, terdiri dari 450 asam amino, dan mempunyai 4-transmembran (TM) saluran ion. Sampai saat ini telah diketahui ada 19 reseptor subunit GABAA, yaitu lebih dari 85% konsentrasinya dalam bentuk kombinasi α1ß2γ2, α2ß3γ2, dan α3ß1-3γ2. Reseptor GABAA adalah reseptor komfleks yang memiliki beberapa tempat aksi obat, seperti benzodiazepin (BZ), GABA, barbiturat, dan neurosteroid. Glutamat merupakan asam amino yang termasuk neurotransmiter eksitatori dan berperan penting dalam fungsi sistem syaraf pusat. Reseptor glutamat yang teridentifikasi secara farmakologi terdiri dari subtipe reseptor N-methyl D-aspartat (NMDA), 5-hydroxy tryptamine (5HT), dan amino hydroxy methyl isoxazolepropionate (AMPA). Aktivasi reseptor NMDA akan meningkatkan Ca+ dan Na+ intrasel dan memicu aksi potensial. Terikatnya neurostransmiter glutamat pada reseptor NMDA, menyebabkan aliran ion Ca+ dan NA+ ke dalam sel, ion Ca+ intracellular akan meningkat, terjadi depolarisasi, menyebabkan eksitatori, dan memicu konvulsi. BAB III METODELOGI a. Waktu / Tempat : Kamis, 10 Januari 2013 / Ruang I STIKES MATARAM b. Alat dan Bahan : - Pilocarpine - Atropine - Ether - Spuit - Tabung pipa - Marmut dan kelinci c. Cara Kerja Untuk Marmut : a. Menyiapkan marmut sebagai hewan coba b. Memeriksa diameter dan reflek pupil pada cahaya c. Meneteskan pilocarpine pada mata kanan dan atropine pada mata kiri d. Melihat perubahan pada pupil setelah penetesan e. Mencatat hasil pengamatan Untuk Kelinci : a. Menyiapkan kelinci sebagai hewan coba b. Memeriksa denyut jantung kelinci, reflek pupil dan respiration c. Memasukan kelinci pada tabung pipa d. Meneteskan ether dengan permulaan 60 tetes/menit dan ditingkatkan e. Melihat reaksi kelinci f. Mengamati pada meit ke berapa kelinci mulai lemas, tertidur dan terbangun kembali g. Mencatat hasil pengamatan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Percobaan 1. Untuk Marmut Sebelum di teteskan pilocarpine dan atropine reflek pupil marmut normal Setelah penetesan pilocarpine pada mata kanan marmut, pupil marmut menjadi mengecil. Setelah penetesan atropine pada mata kiri marmut, pupil marmut menjadi membesar. 2. Untuk Kelinci Tabel pemantauan denyut jantung dan respirasi pada kelinci Sebelum penetesan ether Saat tertidur Setelah terbangun Denyut jantung=150x/men Denyut jantung=100x/men Denyut jantung=120x/men RR=120x/men RR=80x/men RR=100x/men Penetesan ether dimulai pada pukul 14.27 WITA - Pada menit pertama kelinci masih dalam keadaan sadar - Pada menit ke dua kelinci mulai terlihat lemas yaitu kelinci mulai memasuki stadium I - Pada menit ke empat kelinci lemas dan tidak melawan, kelinci memasuki stadium II - Pada menit ke tujuh (pukul 14.34) kelinci tertidur, kelinci memasuki stadium III - Kelinci terbangun pukul 14.39 WITA b. PEMBAHASAN - Pilocarpine bekerja sebagai parasimpatomimetik yang meningkatkan kerja parasimpatis dan atropine bekerja sebagai parasimpatolitik yang bekerja menghambat parasimpatis - Onset of action ether pada stadium I pada menit ke dua, stadium II menit ke empat, dan stadium III pada menit ke tujuh, pengaruh ether hilang setelah 5 menit kelinci tertidur, ether digunakan sebagai anastesi umum. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Anastesi yang kami lakukan pada praktikum kali ini adalah anastesi (Inhalasi) yang merupakan jenis anastesi umum. Anestesi umum adalah keadaan hilangnya nyeri di seluruh tubuh dan hilangnya kesadaran yang bersifat sementara yang dihasilkan melalui penekanan sistem syaraf pusat karena adanya induksi secara farmakologi atau penekanan sensori pada syaraf. Agen anestesi umum bekerja dengan cara menekan sistem syaraf pusat (SSP) secara reversibel.Anestesi umum merupakan kondisi yang dikendalikan dengan ketidaksadaran reversibel dan diperoleh melalui penggunaan obat-obatan secara injeksi dan atau inhalasi yang ditandai dengan hilangnya respon rasa nyeri (analgesia), hilangnya ingatan (amnesia), hilangnya respon terhadap rangsangan atau refleks dan hilangnya gerak spontan (immobility), serta hilangnya kesadaran (unconsciousness). - Pilocarpine bekerja sebagai parasimpatomimetik yang meningkatkan kerja parasimpatis dan atropine bekerja sebagai parasimpatolitik yang bekerja menghambat parasimpatis - Onset of action ether pada stadium I pada menit ke dua, stadium II menit ke empat, dan stadium III pada menit ke tujuh, pengaruh ether hilang setelah 5 menit kelinci tertidur, ether digunakan sebagai anastesi umum. B. SARAN Sudah sejak lama diketahui bahwa asupan alkohol, rokok, obat-obatan dan bahkan bahan makanan tertentu yang dikonsumsi semasa kehamilan dapat berakibat buruk terhadap fetus. Resiko kerusakan terbesar adalah selama kehamilan trisemester ketiga di mana terjadi defernsiasi seluler. Kelahiran premature dapat terjadi semasa trisemester terakhir. Karena alasan inilah, mka pada wanita hamil jangan diberikan: • Anestesi umum-kecuali untuk perawatan darurat. Anestesi umum dapat dilakukan pada trisemester kedua bila diperlukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar